LAPORAN PENDAHULUAN : ASUHAN KEPERAWATAN DIARE
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN DIARE
A.
DEFINISI
Diare adalah suatu
penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja
yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi BAB lebih dari
biasanya, tiga kali atau lebih dalam sehari.
Diare merupakan suatu
keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai
dengan peningkatan volume, kenceran, serta frekuensi lebih dari tiga kali
sehari dan pada neonatus lebih dari empat kal dengan atau tanpa lendir darah.
Diare diartikan sebagai
suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan
yang terjadi karena frekuensi BAB satu atau lebih dengan bentuk encer atau
cair.
B.
ETIOLOGI
Diare dapat
diklasifikasikan berdasarkan :
1.
Lama waktu diare
1)
Diare akut
Berlangsung
kurang dari 2 minggu.
Etiologi:
virus, protozoa; Giardia lambdia, Entamoeba hystolitica.
Bakteri
; yang meproduksi enterotoksin (S aureus, C Perfringens, E coli, V cholera, C
difficile) dan yang menimbulkan inflamasi mukosa usus (Shingella, Salmonella
sp, yersinia) iskemia intestinal, inflammatory bowel disease (acute or
chronic), colitis radiasi.
2)
Diare kronik
Berlangsung
lebih dari 2 minggu.
Umumnya
diare kronik dapat terjadi dikelompokkan dalam 6 kategori pathogenesis
terjadinya;
·
Diare osmotik
Malabsorbsi makanan, kurang kalori dan protein.
·
Diare sekretorik
Akibat infeksi virus, kuman gangguan saraf, hawa
dingin dan alergi.
·
Diare karena
gangguan motilitas
·
Diare
inflamatorik
·
Malabsorbsi
·
Infeksi kronik
2.
Mekanisme
patofisiologis: osmotik atau sekretorik
3.
Berat ringan
diare : kecil atau besar
4.
Penyebab infeksi
atau tidak : infeksi atau non infeksi
5.
Penyebab organik
atau tidak: organik atau fungsional.
C.
PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang
pertama gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang
berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin)
pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam
rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga
usus.
Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya
hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan
diare pula.
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya
mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam
lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin
dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare.
Sedangkan akibat dari
diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
- Kehilangan
air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
- Gangguan
keseimbangan asam basa (metabik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.
- Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.
- Gangguan
gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat.
- Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama.
- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
- Gangguan
sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.
D.
MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda yang timbul
akibat diare ialah:
1.
Diare akut
·
Akan hilang
dalam waktu 72 jam dari onset
·
Onset yang tidak
terduga dari BAB encer, gas-gas dalam perut, rasa tidak enak dan nyeri perut.
·
Nyeri pada
kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
·
Demam.
2.
Diare kronik
·
Serangan lebih
sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
·
Penurunan BB dan
nafsu makan.
·
Demam indikasi
terjadi infeksi.
·
Dehidrasi
tanda-tandanya hipotensi takikardia dan denyut lemah.
Menurut Depkes RI,
berikut ini merupakan tanda & gejala yang timbul akibat diare :
a)
Diare tanpa
dehidrasi
·
Keadaan umum
baik & penderita sadar.
·
Mata normal dan
air mata ada.
·
Mulut dan lidah
basah.
·
Tidak merasa
haus dan bisa minum.
b)
Diare dengan
dehidrasi ringan atau sedang
·
Kehilangan
cairan 5-10 % dari berat badan.
·
BAB tiga kali
atau lebih, BAK sedikit.
·
Kadang muntah.
·
Nafsu makan dan
aktivitas menurun.
·
Mulut dan lidah
kering.
·
Gelisah,
mengantuk dan nadi lebih cepat.
c)
Diare dengan
dehidrasi berat
·
Kehilangan
cairan lebih dari 10% dari berat badan.
·
BAB terus
menerus dengan gejala yang banyak.
·
Muntah lebih
sering, dan terasa haus sekali.
·
BAK tidak ada,
tidak ada nafsu makan dan mulut kering.
·
Nafas dan nadi
cepat.
E.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang bisa
muncul dari diare adalah :
1.
Dehidrasi
(ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)
2.
Renjatan hipovolemik.
3.
Hipokalemia
(dengan gejala mekorismus, hipotoni otot, lemah bradikardi, dan perubahan pada
elektro kardiogram)
4.
Hipoglikemia.
5.
Intoleransi
laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili
mukosa usus halus.
6.
Kejang terutama
pada dehidrasi hipertonik
7.
Malnutrisi
energi, protein karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan.
F.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Pemeriksaan
tinja
a)
Makroskopis dan
mikroskopis.
b)
pH dan kadar
gula dalam tinja.
c)
Bila perlu
diadakan uji bakteri.
2.
Pemeriksaan
gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan pH dan cadangan
alkali dan AGD.
3.
Pemeriksaan
kadar ureum dan kretinin untuk mengetahui faal ginjal.
4.
Pemeriksaan
elektrolit terutama kadar Na, K, Kalium dan fosfat.
G.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Diare b.d proses
infeksi, inflamasi usus
2.
Kekurangan
volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
3.
Kerusakan
integritas kulit b.d eksresi/ BAB sering
4.
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake makanan
5.
Resiko syok (hipovolemi)
6.
Gangguan
pertukaran gas
7.
Ansietas b.d
perubahan status kesehatan.
H.
DISCHARGE PLANNING
1.
Ajarkan pada
orang tua mengenai perawatan anak, pemberian makanan dan minuman (misal oralit)
2.
Ajarkan mengenai
tanda-tanda dehidrasi (ubun-ubun dan mata cekung, turgor kulit tidak elastis,
membran mukosa kering) dan segera dibawa ke dokter
3.
Jelaskan obat
obatan yang diberikan, efek samping dan kegunaannya
4.
Asupan nutrisi
harus diteruskan untuk mencegah atau meminimalkan gangguan nutrisi terjadi
5.
Banyak minum air
6.
Hindari konsumsi
makanan/ minuman bersoda yang banyak mengandung glukosa, karena glukosa/ gula
dapat menyebabkan air terserap keusus sehingga memperberat kondisi diare
7.
Biasakan cuci
tangan seluruh bagian dengan sabun dan air tiap kali sesudah buang air besar
atau kecil dan sebelum menyiapkan makanan untuk mencegah penularan diare
8. Hindari produk susu dan makanan berlemak, tinggi serat atau sangat manis, hingga gejala diare membaik
I.
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
No.
|
Diagnosa keperawatan
|
Tujuan dan kriteria hasil
|
Intervensi
|
1.
|
Diare b.d proses
infeksi, inflamasi dan iritasi diusus
|
NOC
-
Bowel
Elimination
-
Bowel
Continence
Kriteria Hasil
-
Feses
berbentuk, BAB sehari sekali- tiga hari
-
Menjaga daerah
sekitar rectal dari iritasi
-
Mempertahankan
turgor kulit
-
Tidak
mengalami diare
|
NIC
Diarhea Management
-
Monitor tanda
& gejala diare.
-
Ajarkan pasien
untuk menggunakan obat diare.
-
Instruksikan
pasien/ keluarga untuk mencatat warna, jumlah, frekuensi dan konsistensi dari
feses.
-
Evaluasi
intake makanan yang masuk.
-
Observasi
turgor kulit secara rutin
-
Instruksikan
klien untuk makan rendah serat, tinggi protein, dan tinggi kalori jika
memungkinkan
-
Hubungi dokter
jika ada kenaikan bising usus.
|
2.
|
Kekurangan volume
cairan b.d kehilangan cairan aktif
|
NOC
-
Fluid balance
-
Hydration
-
Nutritional
status : food and fluid intake
Kriteria Hasil
-
Mempertahankan
urine output, sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
-
Tanda-tanda
vital dalam batas normal
-
Tidak ada
tanda dehidrasi
-
Elastisitas
turgor kulit baik, membran mukosa lembab, & tidak ada rasa haus
berlebihan
|
NIC
Fluid management
-
Monitor
tanda-tanda vital
-
Monitor status
hidrasi (kelembapan membran mukosa & nadi adekuat)
-
Pertahankan
catatan intake dan output yang akurat
-
Kolaborasikan
pemberian cairan IV.
-
Dorong masukan
oral
-
Tawarkan snack
( jus buah, buah segar)
|
3.
|
Kerusakan
integritas kulit b.d Kelembapan dan perubahan turgor kulit akibat ekskresi
berlebih
|
NOC
-
Tissue
integrity: skin and Mucous Membranes
-
Hemodyalis
Akses
Kriteria Hasil
-
Integritas
kulit yang baik bisa dipertahankan ( sensasi, elastisitas, & temperatur)
-
Tidak ada
luka/ lesi
-
Perfusi jaringan
baik
|
NIC
Pressure Management
-
Anjurkan
pasien/ keluarga untuk menggunakan pakaian yang longgar
-
Jaga
kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
-
Monitor kulit
bila ada kemerahan
-
Oleskan
lotion/ minyak/ baby oil pada daerah yang sering tertekan.
|
4.
|
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d ketidakmampuan mencerna makanan, penurunan intake makanan
|
NOC
-
Nutritional
status : Food and Fluid intake
-
Nutritional
status : nutrient intake
-
Weight control
-
Berat
badan ideal sesuai dengan tinggi badan
-
Tidak ada
tanda- tanda malnutrisi
-
Tidak terjadi
penurunan berat badan yang berarti
|
NIC
Nutrient Management
-
Monitor jumlah
kalori dan nutrisi
-
Monitor mual
muntah
-
Kaji adanya
alergi makanan
-
Anjurkan
pasien / keluarga untuk meningkatkan protein dan vit. C
-
Monitor adanya
BAB
-
Identifikasi
makanan yang disukai/ dikehendaki sesuai dengan program diit
-
Libatkan
keluarga pasien pada perencanaan makanan sesuai indikasi
|
PATHWAY |
DAFTAR PUSTAKA
1.
Betz, Cecily L, and Snowden, Linda. A. 2002. Buku Saku
Keperawatan Pediatric.
Jakarta: EGC
2.
Nurarif, Amin
Huda & Kusuma, Hardhi. 2016. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Med Action Publishing.
3. Smeltzer, S.C and Bare, B.G.
2013. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 12. Jakarta. EGC.
Comments
Post a Comment